ANALISA PERHITUNGAN TARIF ANGKUTAN KOTA BERDASARKAN BOK DAN TINGKAT PELAYANAN ANGKUTAN KOTA (Studi Kasus Trayek Ampera – Tangga Buntung Kota Palembang)
Abstract
Abstrak: Angkutan kota atau biasa disingkat Angkot adalah sebuah moda transportasi perkotaan yang
merujuk kepada kendaraan umum dengan rute yang sudah ditentukan. Tidak seperti bus yang
mempunyai halte sebagai tempat perhentian yang sudah ditentukan, angkutan kota dapat berhenti
untuk menaikkan atau menurunkan penumpang di mana saja. Data-data didapat dengan wawancara
(interview) dengan pemilik kendaraan dan juga kuisioner dengan penumpang angkutan kota trayek
Ampera – Tangga Buntung kemudian data di analisis , hasil analisis data untuk mengetahui tarif
optimum dan tingkat pelayanan angkutan kota trayek Ampera – Tangga Buntung. Sebelum
dilaksanakan survei dilapangan harus disusun suatu tahapan, adapun tahapan-tahapan tersebut yaitu
survei pendahukuan, persiapan survei dan pelaksanaan survei ( pengumpulan data ). Dari analisa dan
pengolahan data didapatkan kesimpulan bahwa tarif optimum sebesar Rp.4.200, angkutan kota masih
sangat diperlukan oleh semua kalangan masyarakat dan jumlah kebutuhan armada pada jam sibuk pagi
dibutuhkan 16 trip kendaraan, pada jam sibuk siang dibutuhkan 9 trip kendaraan dan pada jam sibuk
sore dibutuhkan 12 trip kendaraan.
Kata Kunci: Biaya Operasional Kendaraan, Tingkat Pelayanan Angkutan Kota, Jumlah Armada,
Tarif.
merujuk kepada kendaraan umum dengan rute yang sudah ditentukan. Tidak seperti bus yang
mempunyai halte sebagai tempat perhentian yang sudah ditentukan, angkutan kota dapat berhenti
untuk menaikkan atau menurunkan penumpang di mana saja. Data-data didapat dengan wawancara
(interview) dengan pemilik kendaraan dan juga kuisioner dengan penumpang angkutan kota trayek
Ampera – Tangga Buntung kemudian data di analisis , hasil analisis data untuk mengetahui tarif
optimum dan tingkat pelayanan angkutan kota trayek Ampera – Tangga Buntung. Sebelum
dilaksanakan survei dilapangan harus disusun suatu tahapan, adapun tahapan-tahapan tersebut yaitu
survei pendahukuan, persiapan survei dan pelaksanaan survei ( pengumpulan data ). Dari analisa dan
pengolahan data didapatkan kesimpulan bahwa tarif optimum sebesar Rp.4.200, angkutan kota masih
sangat diperlukan oleh semua kalangan masyarakat dan jumlah kebutuhan armada pada jam sibuk pagi
dibutuhkan 16 trip kendaraan, pada jam sibuk siang dibutuhkan 9 trip kendaraan dan pada jam sibuk
sore dibutuhkan 12 trip kendaraan.
Kata Kunci: Biaya Operasional Kendaraan, Tingkat Pelayanan Angkutan Kota, Jumlah Armada,
Tarif.
Full Text:
PDF (Indonesian)DOI: http://dx.doi.org/10.52333%2Fdestek.v4i2.289
Refbacks
- There are currently no refbacks.
p.ISSN:2303-212X
e.ISSN:2503-5398